Call us now:
Bayangkan, kamu sudah lolos seleksi magang ke Jepang, berangkat dengan semangat membara tapi dalam beberapa minggu mulai merasa kesepian, stres, atau bahkan berpikir untuk pulang ke Indonesia.
Mengapa hal itu bisa terjadi, padahal sebelumnya kamu begitu optimis?
Ternyata, tantangan selama magang ke Jepang itu tidak hanya bermodalkan kerja keras saja. Ternyata juga harus bermodalnya adaptasi budaya, tekanan mental, dan komunikasi.
Sudah banyak peserta magang yang kaget karena merasa tidak cukup siap secara mental maupun sosial. Namun kabar baiknya, semua tantangan itu bisa diatasi, asal kamu tahu caranya.
Tantangan Umum yang Dihadapi Peserta Magang
Sebelum membahas solusinya, mari kenali terlebih dahulu tantangan-tantangan paling umum yang sering dialami para peserta magang Indonesia di Jepang;
Jenis Tantangan | Contoh Nyata |
---|---|
Bahasa dan komunikasi | Tidak paham instruksi atasan, kesulitan ngobrol saat briefing |
Budaya kerja Jepang | Tuntutan presisi tinggi, kerja cepat, dan kedisiplinan mutlak |
Tekanan psikologis | Teguran dari atasan, stres dengan ritme kerja yang ketat |
Homesick (rindu kampung) | Merasa sendiri, kangen keluarga, tidak punya tempat bercerita |
Makanan & budaya sehari-hari | Tidak cocok dengan makanan Jepang, sulit berbaur di awal |
Cara Mengatasi Tantangan Selama Magang ke Jepang
Nah ini dia langkah-langkah konkret dan terbukti membantu peserta magang agar tetap kuat, tahan banting, dan sukses menuntaskan program magangnya di Jepang, sudah ada delapan nih;
1. Belajar Bahasa Jepang Sejak Sebelum Berangkat
Semakin fasih kamu dalam berbahasa Jepang maka semakin mudah kamu beradaptasi di lingkungan perusahaan. Sebab, bahasa merupakan kunci utama untuk memahami instruksi kerja magang, menyampaikan pendapat, hingga berbaur dengan pekerja lainnya.
Sebaiknya, gunakan waktu pelatihan di LPK untuk aktif berlatih percakapan, jadi bukan sekadar hafalan semata. Sekaligus biasakan berbicara walau terbata-bata, karena dari situ kepercayaan diri kamu akan mulai tumbuh.
Artikel Terkait: Cara Mengembangkan Soft Skill di LPK agar Siap Kerja
2. Pahami Etos Kerja Jepang Melalui Simulasi di LPK
Sudah banyak yang tahu kalau Jepang punya standar kerja tinggi dan disiplin, hal kecil aja diperhatikan secara detail. Banyak LPK (termasuk LPK Furinkazan) telah menyiapkan simulasi budaya kerja magang Jepang mulai dari;
- Cara menyapa atasan
- Sistem kerja shift
- Cara bersikap saat ditegur
- Cara izin kalau sakit
Dengan mengikuti simulasi ini secara serius, kamu tidak akan kaget saat sudah berada di lapangan kerja sebenarnya.
3. Bangun Rutinitas Harian yang Teratur
Mengatur rutinitas membantu kamu menjaga keseimbangan antara fisik dan mental. Cobalah membuat jadwal harian seperti berikut:
Waktu | Kegiatan |
---|---|
05.30 – 06.30 | Bangun pagi, sarapan |
07.00 – 16.00 | Kerja shift |
17.00 – 18.30 | Istirahat, mandi, makan malam |
19.00 – 20.00 | Belajar bahasa / jurnal |
20.30 | Tidur |
Dengan rutinitas seperti ini, tubuh kamu akan lebih stabil dan pikiran lebih tenang, sehingga lebih tahan menghadapi tekanan.
4. Rajin Catat dan Ulangi Instruksi Kerja
Nah, jika kamu mulai bingung saat menerima perintah kerja, jangan langsung panik dan bikin muka jadi tegang. Coba mintalah penjelasan ulang dengan sopan, lalu catat diingatan dan pelajari setelah jam kerja.
Bisa juga dengan meminta atasan atau orang yang memerintah kamu untuk mengulangi perkataan dengan percakapan yang lebih pelan (tidak terlalu cepat bicaranya).
Ini akan membantu kamu lebih cepat menghafal istilah kerja, mengurangi kesalahan, dan menunjukkan bahwa kamu pekerja yang bertanggung jawab.
5. Jaga Komunikasi dengan Teman Senasib
Jangan pernah menyimpan rasa stres dan depresi saat magang sendirian. Temukan teman senasib yang bisa diajak bercerita atau sekadar hanya obrolan ringan (saling curhat).
Dengan kamu menerapkan seperti itu, maka kamu dan orang lain itu akan saling berbagi cerita dan kamu tidak akan merasa sendirian lagi. Ini bikin stres kamu hilang sesaat atau bahkan hilang selamanya.
Jika memungkinkan, bentuk kelompok kecil sesama magang dari Indonesia untuk saling mendukung, entah itu dalam hal belajar, olahraga, atau kegiatan akhir pekan.
6. Manfaatkan Mentor atau Senior di Tempat Kerja
Telah banyak perusahaan Jepang yang memiliki senior (senpai) terbuka membantu junior (kohai). Jangna ragu mendekat dan bertanya dengan sopan. Bisa juga tunjukkan bahwa kamu sungguh-sungguh ingin belajar supaya beneran diajari.
Memang wajar, awal-awal masih sangat kaku karena cenderung bertemu orang baru. Namun, orang Jepang lebih menghargai orang seperti ini dan nanti akan mulai terbuka jika melihat niat baik dan kerja kerasmu.
7. Atasi Homesick dengan Kegiatan Positif
Merindukan kampung halaman merupakan hal wajar bagi setiap peserta magang. Namun jangan biarkan rasa itu menguasai hari-harimu. Isilah waktu luang dengan kegiatan positif, seperti;
- Menulis jurnal pengalaman
- Membaca buku pengembangan diri
- Menonton video edukasi Jepang
- Berolahraga ringan di akhir pekan
- Belajar masak menu Jepang sederhana
Semakin aktif kamu, maka semakin sedikit waktu luang untuk merasa terpuruk dan rindu terhadap orang-orang sekitar di Indonesia.
8. Ingat Tujuan Besar Anda Berangkat Magang
Pada saat semangat mulai menurun, ingat kembali alasan kamu berangkat ke Jepang. Tujuan orang magang berbeda-beda, ada yang ingin memperbaiki ekonomi keluarga, menabung, hingga membuka jalan karir internasional.
Selalu ingat kamu tidak sendiri! Banyak yang pernah berada di posisi sulit, tapi berhasil bertahan karena mereka memegang teguh alasan terkuatnya masing-masing.
Magang ke Jepang memang tidak mudah, tapi bukan berarti tidak bisa dilalui. Dengan persiapan yang matang, dukungan yang tepat, dan strategi yang jelas, Anda bisa menaklukkan semua tantangan itu satu per satu.
Bersama LPK SO Jogja Terbaik, kamu akan mendapatkan pelatihan dari sisi teknis, dan juga kesiapan mental, bahasa, dan budaya.
Semua disiapkan agar kamu sukses saat sudah terjun langsung ke Jepang. Daftar sekarang ke LPK Furinkazan, dan jadikan pengalaman magang kamu sebagai batu loncatan menuju masa depan yang lebih cerah!